Cari Blog Ini

Selasa, 18 Desember 2012

Aku pikir bakatku...


kupikir tadinya bakatku menyanyi.
Suara tipisku menghanyutkan perasaan orang
memainkan perasaan mereka dalam senang, bahagian maupun duka
tapi yang kutahu orang bahkan tak peduli dengan suaraku
dengan tegas, wajah penolakan itu ada

kupikir musik adalah jiwaku
aku tahu mana musik-musik yang mengalun indah
aku tahu dimana nada-nada itu salah
apa kata mereka, pengomentar nada?
O, iya harmonisasi nada
tapi, sayang meski telah kucoba pun
aku tak bisa memainkan satu alat musik pun

kupikir darah seniku mengalir dalam dunia peran dan tari
setiap ku baca naskah, aku tahu bagaimana ekspresi itu harus dikeluarkan
aku yakin setiap gerak tubuhku, setiap tutur kataku begitu natural..
apa yang kata mereka, menghayati peran
setiap musik mengalun, aku yakin setiap anggota tubuhku akan menyatu menghasilkan gerakan indah nan mempesona
tapi, sayang
ekpresi natural itu
gerakan indah itu
benar-benar tak berwujud

lalu kupikir ini adalah seni terakhir yang kubisa
aku pikir, menulis adalah keahlianku
jemariku dengan indah menari diatas tuts-tuts keyboard mencipta melodi nada nan merdu
menciptakan untaian kata, menghipnotis jutaan pembaca lewat tulisanku
tapi nyatanya
meki jariku telah berada diatas keyboard
hanya kanvar putih kosong di windowsku dengan satu garis berkedip-kedip

akhirnya,
dengan sadar, aku tahu
aku tercipta tanpa seni apapun yang mengalir dalam diriku
tanpa bakat apapun
aku kosong            
                                            
Bogor 17 Desember 2012 18:59 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar