kupikir
tadinya bakatku menyanyi.
Suara
tipisku menghanyutkan perasaan orang
memainkan
perasaan mereka dalam senang, bahagian maupun duka
tapi
yang kutahu orang bahkan tak peduli dengan suaraku
dengan
tegas, wajah penolakan itu ada
kupikir
musik adalah jiwaku
aku
tahu mana musik-musik yang mengalun indah
aku
tahu dimana nada-nada itu salah
apa
kata mereka, pengomentar nada?
O,
iya harmonisasi nada
tapi,
sayang meski telah kucoba pun
aku
tak bisa memainkan satu alat musik pun
kupikir
darah seniku mengalir dalam dunia peran dan tari
setiap
ku baca naskah, aku tahu bagaimana ekspresi itu harus dikeluarkan
aku
yakin setiap gerak tubuhku, setiap tutur kataku begitu natural..
apa
yang kata mereka, menghayati peran
setiap
musik mengalun, aku yakin setiap anggota tubuhku akan menyatu menghasilkan
gerakan indah nan mempesona
tapi,
sayang
ekpresi
natural itu
gerakan
indah itu
benar-benar
tak berwujud
lalu
kupikir ini adalah seni terakhir yang kubisa
aku
pikir, menulis adalah keahlianku
jemariku
dengan indah menari diatas tuts-tuts keyboard mencipta melodi nada nan merdu
menciptakan
untaian kata, menghipnotis jutaan pembaca lewat tulisanku
tapi
nyatanya
meki
jariku telah berada diatas keyboard
hanya
kanvar putih kosong di windowsku dengan satu garis berkedip-kedip
akhirnya,
dengan
sadar, aku tahu
aku
tercipta tanpa seni apapun yang mengalir dalam diriku
tanpa
bakat apapun
aku
kosong
Bogor 17 Desember 2012 18:59
WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar